Dari penelitian Synovate Research yang dilakukan sejak September 2004 terungkap bahwa sekitar 65% informasi tentang seks mereka dapatkan dari kawan dan juga 35% sisanya dari film porno.
Ironisnya, hanya 5% dari responden remaja ini mendapatkan informasi tentang seks dari orang tuanya. ; Keluarga menjadi sumber yang paling terbatas dalam memberikan informasi mengenai seks kepada kaum muda.
Sementara 40 persen dari remaja melakukan hubungan seks untuk pertama kalinya di rumah masing-masing atau di rumah pasangannya. ; Dalam kenyataannya, rata-rata orangtua ’buta’ di bidang pendidikan seks dan seksualitas dan membicarakan seksualitas adalah hal yang baru.
Sebagian besar orangtua merasa rikuh dan tidak mengerti kapan dan bagaimana harus memulai jawaban yang berkaitan dengan seksualitas. ; Masih banyak orangtua beranggapan bahwa membicarakan masalah seks, apalagi kepada anak-anak, adalah tabu, kotor, dan tidak pantas.
Orangtua cenderung mengabaikan pertanyaan anak-anak mereka tentang segala sesuatu yang berkaitan dengan seks. Reaksi orangtua biasanya pura-pura tidak mendengar atau mengalihkan pembicaraan.
Bahkan, tidak jarang anak dimarahi karena mengajukan pertanyaan semacam itu. ; Keluarga dan sekolah yang seharusnya menjadi pihak yang bertanggung jawab dalam pendidikan seks justru kurang berperan dalam pendidikan seks untuk anak ataupun untuk remaja.
Kita akan kesulitan mencari bahan-bahan pendidikan seks yang tersedia di sekolah. Demikian juga, kita akan kesulitan mencari bahan-bahan tentang pendidikan seks yang diterbitkan secara resmi oleh pemerintah.
NO KHALWAT BEFORE AKAD! Tundukkan pandangan, jauhi khalwat dan ikhtilat! 🙂
#PendidikanSeks
Ping balik: Jadi, Sekarang Tahu Kan Kenapa Wanita Bisa Hamil? | Life of Iwaza